Hari Idhul Fitri alias hari Lebaran(istilah di Indonesia) yang ditunggu umat Islam akhirnya datang juga, umat Islam seluruh dunia merayakan Idhul Fitri 1431 H. Termasuk umat Islam di Indonesia. Dengan budaya yang khas, yaitu saling kunjung mengunjungi untuk meminta maaf ,baik yang tua, muda dan anak-anak. Bahkan masyarakat yang bekerja jauh dari kampung halaman pulang untuk merayakan Lebaran.
Budaya hari Lebaran Di Indonesia adalah Orang-orang saling mendatangi rumah teman, saudara untuk meminta maaf. Dan Tuan rumah biasanya akan menyediakan makanan kecil untuk menjamu tamu yang datang. Masing-masing mempunyai makanan kecil favorit untuk disajikan kepada tamu yang datang. Bermacam-macam hidangan tersaji di meja, ada roti-roti kering, kacang goreng, pisang goreng, mete, permen dan lain-lain. Diantara sekian banyak roti kering ( istilah keren biscuit )ada satu yang bertahan sampai sekarang yaitu biscuit berbentuk mirip pipa. Biscuit ini telah ada sejak lama dengan istilah kue semprong( semprong adalah kaca pelindung angin yang ada di lampu berbahan bakar minyak tanah, digunakan untuk penerangan di malam ), yaitu kue dengan bahan utama tepung terigu, telor, gula, garam dan bahan lain. Kemudian dioven dan dibentuk pipa sepanjang +/- 20 cm. Kue yang dihasilkan akan terasa renyah saat dikunyah.
Sampai dengan tahun 2010 Indonesia's Retail Products ini yaitu biscuit ini lebih populer dengan istilah kue Stik , bedanya adalah stik, kebanyakan merk yang ada ditambah dengan coklat dan rasa coklat ini lebih dominan, apabila biscuit ini dikunyah coklat terasa mencair di lidah dan "ehmm lezat" . Begitu populer biscuit ini sehingga hampir 75 % tersaji di tiap rumah.
Untuk menyajikan biscuit ini, sangat mudah untuk mencarinya dan tersedia di tiap toko di Indonesia's Retail dengan berbagai macam merk, antara lain seperti di bawah :
1. Stik PT OT (Orang Tua)
2. PT Metro Prima Abadi,
3. Stikko PT Arnot's,
4. Wafer Stick Astor PT Mayora,
5. Twister Delfi PT Ceres,
6. Cho-Cho PT Dolpin
Begitulah nasib Kue semprong yang dahulu dimaksudkan untuk selalu melindungi cahaya agar selalu terang di waktu malam dan di hati yang gelap dengan selalu menjaga silaturahmi, saling memaafkan kesalahan, digantikan dengan biscuit Stik. Stik dalam bahasa Indonesia mempunyai arti tongkat, sangat sesuai dengan zaman ini yaitu orang harus dipukul dengan tongkat agar menjaga silaturahmi dan saling memaafkan atau arti yang lain yaitu tongkat penuntun agar selalu dituntun dan diberitahu untuk selalu menjaga silaturahmi dan saling memaafkan kesalahan, benarkah demikian ?wallahu alam
No comments:
Post a Comment