Indonesia products retail yang satu ini mampu membuat kehidupan menjadi lebih bermakna, products tersebut adalah lampu. Apa yang terjadi bila malam hari gelap tanpa ada penerangan?Sungguh tidak menyenangkan, kehidupan seakan-akan menjadi berhenti. Orang kemudian akan teringat products temuan Thomas Alfa Edison yaitu lampu. Benda kecil yang mampu membuat terang di malam hari, sehingga kehidupan menjadi lebih mempunyai arti. Kegiatan yang semula hanya dapat dilakukan di siang hari, dapat dilakukan di malam hari. Salah satu contoh adalah mambaca dan menulis.
Begitu pula di Indonesia,kegiatan di malam hari menjadi sama menariknya seperti di siang hari. Anak-anak dapat belajar lebih rajin untuk meraih cita-cita, karyawan di pabrik dapat menambah jam lembur, sehingga penghasilan bertambah. Apabila penghasilan bertambah maka perekonomian akan berjalan.
Lampu benda kecil yang sungguh bermanfaat, tetapi apa yang akan terjadi jika ada lampu yang mati? Tidak usah khawatir, karena Indonesia Products Retail ini selalu tersedia di toko-toko retail Indonesia. Di toko products reatail Indonesia tersedia banyak pilihan lampu. Dari merk ternama maupun merk yang belum terkenal. Lampu-Lampu tersebut adalah :
I.Lampu dengan harga paling murah di atas harga Rp. 10.000,-( $US 1 ) yaitu
1.Merk Philips dari Holland,
2. Klauss dari Germany,
3. Panasonic dari Japan,
4.Shinyoku,
5.Shukaku,
6. Visicom,
7. DOP,
8.Cosmos
9.Osram
II. Lampu dengan harga paling murah di bawah Rp. 10.000,- ( $US 1 ) yaitu
1. Bright G ,
2. New Kymco,
3. Phoenix,
4. VIGA,
5. Jazz,
6. Mithochiba,
7. Niga,
8. Twindog,
9. Itami,
10. Meiko,
11. Matsuka,
12. Eterna,
13. Avatar,
14. Camus,
15. Visional,
16. Tiki,
17. Okachi,
18. Deluxe,
19. Brite
Banyak sekali pilihan bukan?
Ternyata hidup di Indonesia menyenangkan, kebutuhan akan penerangan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan. Mau yang harga di atas Rp. 10.000,-( $US 1 ) atau di bawah Rp. 10.000( $US 1 ).
Sedangkan yang akan berinvestasi di products retail untuk lampu, tinggal memilih target pasar mana yang akan dimasuki, apakah mau masuk di pasar menengah ke atas atau menengah ke bawah?Atau masuk dengan pertimbangan harga?
No comments:
Post a Comment